MISTERI SHIRATHAL MUSTAQIM, JEMBATAN SETIPIS RAMBUT
DI BELAH TUJUH
Bismillah..
Dalam riwayat ditemukan bahwa nama jembatan ini
adalah jembatan Shirath yang terbentang diatas neraka menuju ke surga.
Semua manusia akan melewatinya sesuai dengan amalan
mereka. Ada yang jatuh ke neraka, ada yang melewatinya dengan cepat dan ada
yang melewatinya dengan lambat.
Dalam suatu riwayat mengatakan, bahwa adanya suatu
jembatan diatas neraka Jahanam adalah hadist yang artinya berbunyi:
“Maka dibuatlah As Shirath diatas Jahanam, ” Hadist
Riwayat Al Bukhori dan Muslim
Diriwayatkan pula bahwa jembatan ini lebih lembut
dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Seperti ucapan Abu Sa’id Al Hudri
“Sampai kepada ku bahwa jembatan ini (As Shirath) lebih lembut dari rambut dan
lebih tajam dari pedang” hadist riwayat Imam Muslim.
Melewati jembatan As Shirath merupakan salah satu
peristiwa dasyat yang akan dialami oleh manusia yang telah mengucapkan ikrar
syahadat tauhid. Menyebrangi jembatan yang terbentang di dua punggun Neraka
Jahanam ini tidak hanya dialami oleh umat Islam dari kalangan Nabi Muhammad
SAW.
Melainkan juga oleh umat beriman dari para Nabi
sebelumnya, baik mereka yang imannya sejati, maupun mereka yang suka berbuat
maksiat dan kaum munafik.
Menurut sebagian ahli tafsir, peristiwa menyebrangi
jembatan diatas neraka, telah diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an.
“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak
mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu ketentuan yang sudah
ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.” (Q.S
Maryam/19: 71-72).
Lalu bagaimanakah bentuk jembatan Shirath yang
nantinya akan kita lalui?
Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW menggambarkan
keadaan jembatan As Shirath.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Licin lagi menggelincirkan, diatasnya terdapat besi
pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, Ia bagikan pohon berduri di
Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dan. Dan dibentangkanlah jembatan Jahanam. Akulah
orang pertama yang melewatinya. Doa para Rasul pada saat itu, “Ya Allah
Selamatkan lah, selamatkanlah,”. Pada Shirath itu juga terdapat pengait-pengait
seperti duri pohon Sa’dan. Hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besar
kecuali Allah. Maka Ia mengait manusia, sesuai dengan amalan mereka,” ( HR.
Al-Bukhari ).
Jembatan Shirath tersebut amat licin, sehingga
sangat mengkuatirkan bagi siapa saja yang melewatinya. Dimana kita mungkin saja
terpeleset dan terperosok jatuh. Shirath tersebut juga mampu menggelincirikan
orang-orang yang berjalan diatasnya. Para ulama telah menerangkan bahwa maksud
dari kata menggelincirkan, yaitu jembatan tersebut bergerak ke kanan dan ke kiri,
sehingga membuat orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur
jatuh.
Shirath tersebut memiliki besi pengait yang besar,
penuh dengan duri dan dibagian ujungnya bengkok. Ini menunjukan siapa yang
terkena besi pengait ini tidak akan lepas dari cengkramannya. Terpeleset atau
tidak, tergelincir atau tidak dan tersambar oleh pengait besi atau tidak semua
itu ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-masing.
Shirat ini terbentang di neraka Jahanam sehingga
barang siapa yang terpeleset dan tergelincir atau terkena sambaran besi pengait
maka Ia akan jatuh ke dalam Neraka Jahanam. Shirath tersebut sangat halus
sehingga akan sulit melewatkan kaki di atasnya. Shirath juga sangat tajam
sehingga bisa membelah orang yang melewatinya.
Sekalipun Shirath ini halus dan tajam manusia tetap
dapat melewatinya. Karena Allah SWT maha kuasa untuk menjadikan manusia mempu
berjalan diatas apapun. Kesulitan untuk melewati Shirath karena kehalusannya
atau terluka karena ketajamannya, semua itu tergantung pada kualitas keimanan
setiap orang yang melewatinya.
Setelah kita mengetahui bagaimana bentuk Shirath
dalam hadist-hadist shahih, kita akan mengetahui pula bagaimana keadaan manusia
saat melewati Shirat tersebut. Rasulullah SAW bersabda dalam (Shahih, HR.
Muslim) artinya:
“Lalu diutuslah amanah dan rahim (tali persaudaraan)
keduanya berdiri di samping kiri-kanan shirath tersebut. Orang yang pertama
lewat seperti kilat”. Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan)
demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?” Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab : “Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam
sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti
burung dan seperti kuda yang berlari kencang. ”
Akan ada manusia yang menyebrangi jembatan dengan
selamat dan ada pula yang terluka karena sabetan duri-duri yang mencabik-cabik
tubuhnya. Lalu ada pula mereka yang gagal menyebranginya hingga ujung, mereka
terpeleset, tergelincir hingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya ke
nereka yang menyala-nyala di bawah jembatan. Lalu bagaimana seseorang
menyebranginya dengan selamat?
Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa saat peristiwa
menegangkan itu sedang berlangsung, para Nabi dan malaikat sibuk mendoakan bagi
orang-orang berimana. Mereka berdoa yang artinya, “Ya Rabbi selamatkanlah, Ya
Rabbi selamatkanlah”. Selanjutnya Allah akan meberikan cahaya bagi orang yang
beriman dan bertaqwa.
Allah SWT telah menjelaskannya dalam Al-Qur’an yang
artinya artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada
Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan
menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi
dan orang-orang yang beriman yang bersama dengannya; sedang cahaya mereka
memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata,
"Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami;
sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." ( QS.At-Tahrim:8 )
Dan pada saat itulah, setiap orang tidak akan ingat
pada orang lainnya, betapa sulitnya bagi kita untuk menyeberang di atasnya.
Tetapi Allah maha perkasa sekaligus maha bijaksana, Allah akan memberikan bekal
bagi orang-orang beriman dan bertaqwa untuk sangggup melintas di jembatan
tersebut.
Sungguh pemandangan yang pastinya sangat
mendebarkan.
Pantaslah jika Nabi Muhammad SAW menyatakan, bahwa
jika saat menyeberangi jembatan di atas neraka Jahanam ini sedang berlangsung,
seseorang tidak akan ingat orang lainnya sebab setiap orang sibuk memikirkan
keselamatannya masing-masing.
SALAM
Oleh: Ustadzah Tiwie Ningsih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar